Senin, 31 Desember 2012

Kerajaan Sunda



Nama : Ayu Riyanti Sari
Npm :  41210257
Kelas : 3DA03 


Kerajaan Sunda
Berdiriya kerajaan Sunda
         Menurut Naskah Wangsakerta dari Cirebon, sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, Sunda merupakan bawahan Tarumanagara. Raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi (memerintah hanya selama tiga tahun, 666-669 M), menikah dengan Déwi Ganggasari dari Indraprahasta. Dari Ganggasari, beliau memiliki dua anak, yang keduanya perempuan. Déwi Manasih, putri sulungnya, menikah dengan Tarusbawa dari Sunda, sedangkan yang kedua, Sobakancana, menikah dengan Dapuntahyang Sri Janayasa, yang selanjutnya mendirikan kerajaan Sriwijaya. Setelah Linggawarman meninggal, kekuasaan Tarumanagara turun kepada menantunya, Tarusbawa. Hal ini menyebabkan penguasa Galuh, Wretikandayun (612-702) memberontak. Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Tarumanagara dipecah dua. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Dalam tahun 670 M Kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai batas.



2.      Kehidupan Masyarakat
a.      Masyarakat Ladang
Kelompok masyarakat berdasarkan ekonomi dapat terbagi menjadi pangalasan (orang utas), jurulukis (pelukis), pande dang (pandai tembaga), pande mas (pandai mas), pande glang (pandai gelang), pande wesi (pandai besi), guru wida madu wayang (pembuat wayang), kumbang gending (penabuh atau pembuat gamelan), tapukan (penari), banyolan (badut), pahuma (peladang), rere angon (pengembala)dllSemua kelompok masyarakat tersebut melaksanakan darma dan tugas masing-masing sesuai dengan fungsinya.
Kerajaan Sunda adalah sebuah negara yang umumnya hidup dari pertanian , terutama dari perladangan. Yang terbukti dari sumber-sumber berita baik tertulis maupun lisan, diantaranya dalam cerita parahyangan. Pada umumnya manusia ladang bertempat tinggal di ladangnya masing-masing, sehingga mereka hidup terpencil dari peladang lain yang menjadi tetangganya.
b.      Agama dan Budaya
Agama dan budaya yang berkembang di kerajaan Sunda sangat identik dengan kebudayaan hindu. Pengaruh hindu ini rupanya cukup kuat, sehingga di dalam naskah sawakandarma yang juga disebut serat dewabuda  yang berasal dari tahun 1357 kasa atau 1435 M, masih kita temukan nama-nama para dewa agama hindu seperti Brahma, Wisnu, dan lain-lain.
Sementara hasil kebudayaan yang berkembang pada masa itu  diantaranya seni sastra, lukis, ukir, gamelan, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar