Nama : Ayu Riyanti Sari
Npm : 41210257
Kelas : 3DA03
Kerajaan
Sunda
Berdiriya kerajaan Sunda
Menurut Naskah Wangsakerta dari
Cirebon, sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, Sunda merupakan bawahan
Tarumanagara. Raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja Linggawarman
Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi (memerintah hanya selama tiga tahun, 666-669 M), menikah
dengan Déwi Ganggasari dari Indraprahasta. Dari Ganggasari, beliau memiliki dua
anak, yang keduanya perempuan. Déwi Manasih, putri sulungnya, menikah dengan
Tarusbawa dari Sunda, sedangkan yang kedua, Sobakancana, menikah dengan
Dapuntahyang Sri Janayasa, yang selanjutnya mendirikan kerajaan
Sriwijaya. Setelah Linggawarman meninggal, kekuasaan Tarumanagara
turun kepada menantunya, Tarusbawa. Hal ini menyebabkan penguasa Galuh,
Wretikandayun (612-702) memberontak. Wretikandayun
menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Tarumanagara dipecah dua. Dalam
posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima
tuntutan Galuh. Dalam tahun 670 M Kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua
kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai
batas.
2. Kehidupan
Masyarakat
a.
Masyarakat Ladang
Kelompok masyarakat berdasarkan ekonomi dapat terbagi
menjadi pangalasan (orang utas), jurulukis (pelukis), pande dang (pandai
tembaga), pande mas (pandai mas), pande glang (pandai gelang), pande wesi
(pandai besi), guru wida madu wayang (pembuat wayang), kumbang gending (penabuh
atau pembuat gamelan), tapukan (penari), banyolan (badut), pahuma (peladang),
rere angon (pengembala)dllSemua kelompok masyarakat tersebut melaksanakan darma
dan tugas masing-masing sesuai dengan fungsinya.
Kerajaan Sunda adalah sebuah negara yang umumnya hidup
dari pertanian , terutama dari perladangan. Yang terbukti dari sumber-sumber
berita baik tertulis maupun lisan, diantaranya dalam cerita parahyangan. Pada
umumnya manusia ladang bertempat tinggal di ladangnya masing-masing, sehingga
mereka hidup terpencil dari peladang lain yang menjadi tetangganya.
b.
Agama dan Budaya
Agama dan budaya yang berkembang di kerajaan Sunda sangat
identik dengan kebudayaan hindu. Pengaruh hindu ini rupanya cukup kuat,
sehingga di dalam naskah sawakandarma yang juga disebut serat dewabuda
yang berasal dari tahun 1357 kasa atau 1435 M, masih kita temukan nama-nama
para dewa agama hindu seperti Brahma, Wisnu, dan lain-lain.
Sementara hasil kebudayaan yang berkembang pada masa
itu diantaranya seni sastra, lukis, ukir, gamelan, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar